Tanaman Obat

Tanaman Obat

Tanaman Obat biasanya disebut dengan TOGA singkatan dari Tanaman Obat Keluarga, yang artinya obat olahan dari budidaya rumahan dengan bahan dasar tanaman. Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan resep itu turun-temurun ada sampai sekarang.
Saat ini tanaman obat banyak digemari oleh masyarakat modern untuk penyembuhan.
Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk tanaman-tanaman obat tersebut dan hasilnya cukup menggembirakan.

Berikut alasan kenapa memilih tanaman obat
1. Tanaman obat tidak menimbulkan efek samping
2. Tanaman obat tidak mengandung racun
3. Tanaman obat murah, mudah diperoleh dan mudah diproduksi
4. Tanaman obat multi khasiatnya





Tanaman Obat: Bagian Daun

Daun Dewa
Daun Belimbing
Daun Seledri
Daung Kelor
Daun Bayam Duri
Daun Saga
Daun Kangkung
Daun Pacar Cina
Daun Miana
Daun Landep
Daun Pepaya
Daun Jintan
Daun Blustru
Daun Pegagan
Daun Kemuning
Daun Kumis Kucing
Daun Murbei
Daun Sirih
Daun Salam
Daun Randu
Daun Jambu Biji
Daun Sukun

Tanaman Obat: Bagian Batang

Batang Kayu Manis
Batang Pulasari
Batang Dadap Ayam
Batang Brotowali
Batang Jeruk Nipis
Batang Kemukus
Batang Delima

Tanaman Obat: Bagian Buah

Buah Cabai Merah
Buah Jeruk Nipis
Buah Belimbing
Buah Kemukus
Buah Mengkudu
Buah Kapulaga
Buah Ketumbar

Tanaman Obat: Bagian Biji

Biji Kecubung
Biji Pinang
Biji Kapur Barus
Biji Pala
Biji Kedawung
Biji Jamblang

Tanaman Obat: Bagian Akar

Akar Pepaya
Akar Pule Pandak
Akar Aren

Tanaman Obat: Bagian Umbi/Rimpang

Bangle
Jahe
Kencur
Lempuyang
Kunyit
Lengkuas
Temu Giring
Temu Hitam
Alang-Alang
Temu Lawak

0 comments:

Cara Berfikir Efektif

Cara Berfikir Efektif

Jika seseorang menghadapi sesuatu masalah maka dia akan berfikir untuk mencari solusi dan keluar dari masalah.
Proses berfikir tersebut meliputi mengidentifikasi, memahami, menciptakan ide, berimajinasi, dan seterusnya.
Jam terbang menghadapi berbagai persoalan, pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan, serta banyaknya informasi yang dipelajari seseorang akan membentuk blue print proses berfikir seseorang dan menjadikannya individu dengan wawasan yang luas atapun sempit.
Selama ini kita meyakini bahwa seseorang dengan wawasan yang luas lebih terampil menyelesaikan masalah dibanding seseorang dengan wawasan yang sempit.
Tapi sebenarnya itu tidaklah benar, karena ahli tidaknya seseorang dalam menyelesaikan masalah ditentukan oleh kemampuan berfikir efektif, bukan karena wawasan yang luas.

Apakah berfikir efektif itu?

Kata Efektif biasanya disandingkan dengan Efisien, padahal dua arti itu sama sekali berbeda.
Berfikir Efektif adalah cara berfikir yang berorientasi ke Hasil (misalnya fokus ke hasil yang maksimal, menyelesaikan masalah secara akurat, langsung ke inti persoalan), sedangkan berfikir Efisien adalah cara berfikir yang berorientasi ke Proses (misalnya fokus ke waktu yang lebih cepat, energi yang lebih sedikit, dan biaya yang lebih murah).
Sehingga Berfikir Efektif adalah cara berfikir dengan menggunakan kreatifitas (mengumpulkan, memilih, dan mengkombinasikan beberapa alternatif) agar diperoleh hasil yang maksimal.
Oleh karena itu berfikir efektif adalah mutlak diperlukan agar bisa sukses dimanapun kita berada.
OK, berikut adalah cara-cara berfikir kreatif:
Cara Berfikir Efektif

Mencari Sumber Masalah Utama

Selalulah mencari sumber setiap masalah dengan tepa, bedakan antara sumber masalah utama dan riak-riaknya saja.

Dalam menentukan sumber masalah tersebut, jangan terpengaruh oleh opini teman, lingkungan komunitas ataupun opini publik, pastikan pastikan anda menemukan sendiri sumber masalah yang sangat fundamental. Ini untuk melatih kemampuan anda untuk mengembangkan cara berfikir yang orisinal dari diri anda.
Kadang-kadang sumber masalah berasal dari hal-hal kecil yang kadang luput dari pengamatan kita.
Riak-riak masalah seringkali terlihat besar dan nyata serta menggoda kita untuk segera menarik kesimpulan, sehingga banyak dari kita yang bisa menyelesaikan masalah tetapi timbul masalah-masalah yang lain.

Contoh Kasus:
Si A setiap membuat masakan rasanya terlalu asin.
Hal yang terlintas pertama difikiran kita adalah Kebanyakan Garam.
Jadi Solusinya adalah mengurangi garam dengan menambahkan air, gula, dan sebagainya.
"Kebanyakan garam" adalah hal umum yang muncul dan terlihat logis, tapi itu sebenarnya hanyalah riak-riaknya masalah saja.
kita perlu berfikir bahwa penyebabnya adalah dari si A sendiri, mungkin si A punya masalah pada indra pengecap, jika bukan itu mungkin si A mempunyai masalah dengan mood saat memasak, atau mungkin si A suka dengan masakan yang asin-asin, dan lain-lain.
Kumpulkan sumber-sumber masalah itu, lalu hubungkan dengan logika yang sederhana sehingga sumber masalah utama akan mudah terlihat.

Berfikir Bebas

Bersambung.




Contohnya:
Jika anda 

0 comments: