Busana Muslim Indonesia Mendunia
Produk-produk sandang/pakaian made in Indonesia ternyata bisa bersaing dengan pakaian dengan brand ternama didunia, khususnya busana muslim Indonesia sudah banyak diminati oleh pasar dunia, terbukti dari merambahnya permintaan di benua Asia sampai Eropa.Euis Saedah selaku Direktur Jendral IKM (Industri Kecil dan Menengah) kementrian Perindustrian menyatakan bahwa system eksportasi dan penjualan pakaian muslim sebenarnya masih belum tertata dengan bagus.
Sektor bisnis penjualan busana muslim Indonesia ibaratnya seperti bunga yang baru mekar, tapi belum dibackup dengan sistem yang mendukung. Selasa (31 Agustus 2012).
fakta dilapangan adalah saat ini penjualan busana muslim di Tanah air serta sistem eksportirnya masih memakai cara tradisional. Sistem usaha masih belum tepat, artiya desainer, pengusaha, perajinan serta penjahitnya tidak dilakukan secara terpisah tapi ternyata pelakunya ya orang itu-itu saja. Ekspor pun masih dilakukan sendiri-sendiri.
Euis juga menambahkan bahwa daya saing product busana muslim buatan Indonesia sudah mempunyai pasar yang besar di Asia ataupun Eropa.
Contoh Negara-Negara pelanggan busana muslim Indonesia adalah Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, sampai Turki dan Prancis beserta negara-negara yang lain.
Ekspor ke Malaysia dilakukan menggunakan pesawat Air Asia, lalu Philipina, Thailand. Begitu pula Turki dan Prancis, tapi tidak tercatat.
Euis mengatakan bahwa pemerintah akan mendorong IKM agar sistemnya lebih terorganisir, serta membantu sektor industri ini agar daya saing bias lebih di tingkatkan lagi.
Caranya bagaimana? nanti akan didirikan sebuah kompetensi untuk pengusaha mode agar punya track, serta akan dikirim para desainer terlatih ke berbagai daerah yang potensial.
Yang sangat disayangkan sekarang ini adalah, produk busana muslim Indonesia masih mengimpor produk-produk material dari luar negeri sebanyak 50%. Mereka mengimpor dari USA dan China.
Material dasar busana muslim Indonesia itu kain katun yang notabene diimpor dari China dan Amerika, sedangkan kain Sutra di impor dari China dan Thailand.
Tidak berhenti sampai disitu, karena aksesorispun yang terdiri dari tembaga ataupun logam harus diimpor dari luar negeri, sangat ironis.
Aksesorinya 90% didatangkan dari China, sebabnya adalah kita masih belum bias membikin logam yang teksturnya halus, susah susut dan kinclong.
Euis berharap ada perusahaan besar yang bisa membuat bahan baku dari logam yang setidaknya setara dengan produk China, bahkan lebih bagus lagi, sehingga intinya kita tidak lagi Impor.
Sumber: Detik.com
0 comments:
Post a Comment