Cara Olahraga Aman Jantung

Cara Olahraga Aman Jantung


Akhir-akhir ini beberapa kita jumpai berita tentang orang yang meninggal seusai melakukan olahraga berat, contohnya badminton, tenis, sepakbola, futsal, dan lain-lain.
Masih basah memori kita tentang publik figure yang meninggal, seperti pelawak Basuki yang meninggal setelah terjatuh saat bermain futsal, pelawak Binyamin menghembuskan nafas terakhir setelah koma beberapa hari usai main sepakbola, dan yang terakhir adalah meninggalnya artis dan anggota DPR Adjie Massaid sesaat setelah bermain futsal.
Tidak hanya artis saja, tetapi atlit sepak bolapun juga mengalaminya. Padahal atlit-atlit sepak bola tersebut tentunya kondisi fisiknya jauh lebih kuat dan siap berolahraga.
Berita-berita itu memunculkan pertanyaan besar bagi masyarakat awam, apakah olahraga sepakbola ataupun futsal bisa menyebabkan serangan jantung yang berujung pada kematian?
Apakah resiko kematian hanya ada pada cabang olahraga tertentu?

Sebenarnya bukan pada jenis cabang olahraganya, tetapi jika awalnya fisik dan mental seseorang tidak siap dan mereka tetap memaksakan melakukan olahraga-olahraga jenis prestasi atau fun maka disitu terdapat resiko bahaya yang fatal.
Semua olahraga pada hakikatnya mengandung resiko kesehatan, misalnya cedera, otot robek, putus tendon, sampai resiko yang fatal yaitu serangan jantung ataupun stroke.
Namun karena rata-rata tidak mengakibatkan kematian, akhirnya berita itu tidak terlalu heboh.

Cara yang bijak menyikapinya adalah sebenarnya olahraga itu tetap diperlukan oleh tubuh agar sehat, tetapi sebelum melakukannya kita harus memperhatikan kondisi tubuh kita dan memastika kalau secara fisik dan mental kita siap, serta tidak memaksakan olahraga tersebut diluar kemampuan tubuh kita. Itu saja kuncinya.
contohnya jika kita habis begadang tengah malam dan esoknya tubuh kita lemas, berarti fisik kita tidak siap untuk melakukan olahraga, atau jika kita habis ujian sekolah misalnya dan selama seminggu menguras otak berarti mental kita belum siap melakukan olahraga-olahraga prestasi, dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang bisa anda rasakan sendiri apakah tubuh dan fisik siap atau tidak.

Rata-rata orang yang mengalami cedera/masalah kesehatan adalah mereka-mereka yang tidak siap secara fisik dan mental, atau biasanya sebelumnya mempunyai riwayat kesehatan seperti hypertensi, asam urat tinggi, kolesterol tinggi, dan tidak pernah melakukan checkup lagi.

Orang-orang yang tidak terlatih pada umumnya juga sering memaksakan diri berolahraga prestasi yg kompetitif dengan melampaui kemampuannya (melebihi 100% kemampuan tubuhnya), padahal cara-cara salah seperti itu bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh termasuk jantung. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melakukannya kita perlu memperhatikan olahraga jenis apa yang akan kita lakukan dan menimbang secara seksama kemampuan tubuh kita.

Saat fisik dan mental seseorang sudah siap, sebenarnya dia bisa melakukan olahraga secara aman, walaupun berat sekalipun.
Tapi jika fisik dan mental seseorang tidak siap, bisa saja fisik masih mampu berolahraga berat, tatapi tidak dengan jantung anda.

Ada tips atau cara olahraga yang aman bagi jantung yang bisa anda lakukan yaitu:

Lakukan pengecekan denyut nadi sebelum berolahraga.

Lakukan cek tensi (cek tekanan darah) pastikan tekanan darah anda normal (80-120) sebelum berolahraga berat. Jika tekanannya tidak normal, maka lakukan olahraga yang ringan dan santai saja, misalnya jalan kaki santai.
Lakukan cek denyut nadi dengan cara menekan pergelangan tangan ataupun leher dan rasakan serta hitung. Denyut nadi yang normal berkisar antara 60-90 denyut permenit.
Bila denyut nadi diatas atau dibawah nilai yang sudah disebutkan, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk melakukan olahraga apalagi jenis olahraga yang berat.
Denyut nadi yang tidak berada pada nilai 60-90 denyut permenit menandakan bahwa kondisi anda tidak dalam keadaan prima.

Pastikan saat bergerak dari jongkok ke berdiri anda tidak pusing.

Apabila anda mengalami pusing saat bergerak ganti posisi dari jongkok ke berdiri dan sebaliknya, berarti jantung anda tidak bekerja maksimal dalam memompa/memberikan pasokan darah dengan baik.
Jangan sekali-kali anda memaksakan diri untuk tetap berolahraga berat pada kondisi itu.

Tidak memaksakan diri bila ini olahraga pertama kali anda.

Jangan melakukan olahraga langsung 100% kemampuan anda, ritme latihan harus setahap demi tahap. Seluruh tubuh anda termasuk organ-organ didalamnya harus diberi ruang untuk adaptasi kebiasaan anda. Jangan yang tadinya tidak pernah berolahraga sama sekali tiba-tiba harus melakukan olahraga fisik yang berat dan terus menerus, itu akan sangat berbahaya.
Lakukan yang ringan-ringan dulu dan maksimal seminggu 3 kali, setelah 2-3 bulan tambah olahraga dengan yang lebih berat, tetapi ritmenya tetap 3-4 kali seminggu.
Lakukan secara pelan dan yang penting teratur, dan anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal.

Author

Ditulis oleh Admin

Indahnya berbagi.....LIKE FACEBOOK YA....:-)

0 comments: